Wednesday, June 19, 2013

Tinjauan Tentang Politik


Dalam membahas politik, orang lebih dahulu merumuskan definisi politik secara etimologi, Budiardjo mengatakan bahwa :

“Politik berasal dari kata Politics yang artinya, bermacam-macam kegiatan dalam sebuah sistem politik atau Negara, menyangkut proses penentuan tujuan yang diinginkan dalam sistem politik. Sehingga dalam pengambilan setiap keputusan politik orang cenderung bertanya apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik, terutama dalam seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan yang telah ditentukan dalam peristiwa politik.” (Budiardjo 1988:8)

Pandangan itu memperlihatkan sebuah aktivitas politik yang dilihat dari arah, tujuan dan fenomena yang diharapkan dalam sebuah struktur politik. Orang sering mengatakan negara yang didalamnya mempunyai kewajiban untuk melihat dan tatanan kehidupan sebuah bangsa. Politik lebih cenderung menghadapkan pada orang untuk menentukan sikap dalam menciptakan sebuah sistem kekuasaan, sehingga orang sering mengatakan berbicara masalah politik berarti mengupas masalah kekuasaan. Pemahaman politik tersebut cenderung dihadapkan pada masalah manusia dalam perilaku politik Lasswell mengatakan bahwa :



“Dua hal yang sangat jelas (1) bahwa perilaku politik selalu berorientasi pada nilai atau berusaha mencapai tujuan; nilai-nilai dan tujuan itu sendiri dibentuk di dalam dan oleh proses perilaku yang sesungguhnya merupakan bagian; dan (2) bahwa perilaku politik bertujuan menjangkau masa depan, dan bersifat mengantisipasi, serta berhubungan dengan masa lampau dan senantiasa memperhatikan kejadian masa lalu.” (Varma, 2007:262)

Fenomena ini cenderung memperlihatkan politik sebagai bentuk kegiatan dalam sistem kenegaraan. Padahal teori politik tidak hanya melihat poltik dari kegiatan partai politik, akan tetapi berbicara politik berkaitan dengan masyarakat sebagai sebuah sistem social kenegaraan yang akan melibatkan kehendak dan tujuan seseorang sesuai dengan sistem yang berlaku, Budiardjo mengatakan bahwa :

“Politik adalah bahasan atas renungan, a) tujuan dari kegiatan politik, b) cara-cara mencapai tujuan itu, c) kemungkinan-kemungkinan dan kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik tertentu, d) kewajiban-kewajiban (Obligation) yang diakibatkan oleh tujuan politik. Konsep-konsep yang dibahas dalam politik mencakup : masyarakat, kelas social, negara, kekuasaan, perubahan social, pembangunan politik (Political Development), dan modernisasi.” (Budiardjo, 1998:30)

Politik juga terkadang dapat diartikan sebagai sebuah kebiasaan, objek dan keyakinan dalam perilaku negara untuk mengisi sebuah posisi yang dirasa penting oleh masyarakat, Molinowski menjelaskan bahwa :

“Setiap adat kebiasaan, objek material, pemikiran dan keyakinan-keyakinan yang mengisi semua fungsi penting, mempunyai tugas untuk melaksanakan serta memainkan peranan sebagai suatu hal yang sangat diperlukan bagi bekerjanya sistem tersebut secara keseluruhan. Hal ini menekankan suatu pandangan bahwa setiap aspek dalam suatu masyarakat harus dilihat sebagaimana adanya, karena keseluruhan masyarakat harus dipandang sebagaimana adanya.” (Varma, 2007:60)

Masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang diatur berdasarkan ikatan sosial dalam bentuk norma adat dan kebiasaan, serta pola yang dapat mengikat hubungan dalam sistem sosial, yang memperlihatkan sistem pengkoordinasian sebuah kelompok masyarakat pada tatanan negara melalui mekanisme politik yang berkembang, hingga lahir tujuan yang diharapkan oleh sistem politik yang telah diatur menurut kepentingan politik.

Politik juga mengarah pada sebuah proses pembicaraan antara seseorang dengan orang lain dengan menganalisis berbagai perubahan yang terjadi melalui media komunikasi yang berkembang dalam teknologi informasi. Pengaruh politik dalam masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah kerangka yang beracun pada masyarakat informasi dan politis.  Suseno (1994:9) mengatakan bahwa :

“Pendekatan yang disebut politisi dimana pendekatan ini terjadi dalam kerangka acuan yang berorientasi pada masyarakat pada keseluruhan. Sebuah keputusan bersifat poltitis apabila diambil dengan memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan. Suatu tindakan harus disebut politisi adalah orang yang mempunyai profesi yang mengenai masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian dimensi politis manusia dapat ditentukan sebagai dimensi dimana manusia menyadari diri sebagai anggota masyarakat yang menentukan kerangka kehidupannya dan ditentukan kembali oleh tindakan-tindakannya.” (adiyana, 2008:46)

Tindakan politik dipandang sebagi suatu kebutuhan manusia dalam proses interaksi kelompok dalam negara. Hal tersebut telah ditentukan norma dan aturan hukum yang mengatur hubungan antar manusia dengan mengikuti kebutuhan sistem politik, Zuhri (1982) mengatakan bahwa :

“Segala kebutuhan manusia telah ditentukan pola dan normanya oleh Islam. Oleh sebab demikian karakter politik dalam pandangan islam, berbeda dengan agama-agama lain yang baru bisa berkembang setelah memasuki istana raja-raja, islam berkembang setelah memasuki istana raja-raja.” (Adiyana, 2008 : 47)

Pengaruh politik dalam bentuk tersebut mempertegas bahwa norma sosial manusia telah diatur melalui ajaran agama yang dianut oleh masyarakat di dalam sistem politik yang mengarah pada pengamatan siapa dan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Politik lebih melihat pada pola kepentingan kehidupan bermasyarakat, baik dalam bentuk kelompok, individu maupun masyarakat, politik sering bicara apa, kapan dan bagaimana dalam suatu kehidupan sisten kenegaraan.

Politik yang dimaksud adalah kepentingan manusia yang berupan norma kehidupan dan berkembang melalui berbagai sistem yang ada dalam negara, Burgoon (1982:748) menjelaskan bahwa :

“Politik merupakan suatu atribut umum seseorang yang menghasilkan variasi perilaku yang meliputi hubungan antar personal sebagaimana halnya komunikasi massa, dengan kata lain aktifitas personal dalam ruang lingkup politik berimplikasi terhadap tindakan komunikasi. Berita media yang digunakannya harus dapat memfasilitasi atau mencapai kapasitas dalam bentuk komunikasi politik.” (Adiyana, 2008 : 48)

Politik juga telah melebar pada masalah pengalaman dan proses pentransmisian pesan dalam masyarakat yang berpolitik, Mark Roelofs sering berkata bahwa :

“Politik juga dianggap pembicaraan; atau lebih tepatnya, kegiatan politik (berpolitik) adalah berbicara. Ia menekankan bahwa politik tidak hanya pembicaraan, juga tidak semua pembicaraan adalah politik. Akan tetapi hakikat pengalaman politik, dan menganggap bukan hanya kondisi dasarnya adalah kegiatan berkomunikasi antar orang-orang.” (Dan Nimmo, 2000:8)

Politik tidak hanya berbicara masalah kekuasaan, tetapi juga bicara komunikasi dengan melibatkan berbagai pembicaraan dalam kegiatan politik, sehubungan dengan pembicaraan tentang masalah politik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : (1) tujuan politik, dimana melalui unsur ini orang akan mengetahui arah dan tujuan yang diinginkan, baik pada politik kelompok kecil maupun pada tatanan politik kenegaraan; (2) Ideologi politik, merupakan cerminan tujuan yang dikembangkan oleh kelompok yang biasanya terlihat dalam aktivitas partai politik dalam negara, orang akan melihat jelas arah politik yang diinginkan; (3) perilaku politik, merupakan etika yang dikembangkan kelompok untuk menciptakan sistem politik yang normatif dan melalui pemaknaan etika politik; (4) Norma politik, merupakan kepentingan yang mendasar dalam sebuah sistem politik untuk menjaga keharmonisan hubungan politik; (5) Komunikasi politik, melalui aktivitas pesan yang diinginkan dalam tujuan yang akan dicapai dengan cara menyusun struktur, model, bahasa yang efektif dalam saluran politik.

No comments:

Post a Comment