a. Citra
Politik, karena menurut Robert (1977) (Arifin, 2003:105) bahwa komunikasi tidak
secara langsung menimbulkan pendapat dan perilaku tertentu, tetapi cenderung
mempengaruhi cara khalayak mengorganisasikan citranya tentang lingkungan, citra
(image) adalah gambaran seseorang
(figure) yang tersusun melalui persespsi yang bermakna melalui kepercayaan,
nilai dan pengharapan. Menurut Dan Nimmo (2000:6-7) citra politik terjalin
melalui pikiran dan perasaan secara subjektif yang akan memberikan penilaian
dan pemahaman terhadap peristiwa politik tertentu.
b. Pendapat
Umum, yang diterjemahkan dari bahasa inggris public opinion dikenal pada awal abad ke-18 menurut Alquin
menganggap bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan “vox populi, vox dei”, William Albig (Arifin, 2003:116) pendapat
umum adalah hasil interaksi antara orang-orang dalam suatu kelompok, sedang
Whyte menyebutkan sebagai suatu sikap rakyat mengenai suatu masalah yang
menyangkut kepentingan umum sehingga bisa dicirakan sebagai : (a) pendapat,
sikap, perasaan, ramalan, pendirian dan harapan-harapan dari individu, kelompok
dalam masyarakat tentang maslaah yang berhubungan dengan kepentingan umum atau
persoalan sosial; (b) hasil interaksi, diskus, atau penilaian sosial
antarindividu berdasarkan pertukaran pikiran secara sadar dan rasional; (c)
pendapat umum akan dapat dikembangkan, dirubah dan dibentuk oleh media massa;
(d) bisa dilakukan pada penganut paham demokratis.
c. Partisipasi
Politik, menurut Kevin R Hardwick sebagai perhatian dari warga negara yang
berupaya menyampaikan kepentingan-kepentingannya terhadap pejabat publik;
sedang Meriam Budiardjo (dalam faturohman dan sobari, 2002:185) mengartikan
sebagai kegiatan seseorang atau kelompok untuk ikut serta aktif dalam memilih
pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan
pemerintah. Atau menurut Samuel P Huntngton sebagai kegiatan warga negara yang
bertindak secara pribadi atau kolektif dengan maksud untuk mempengaruhi
pembuatan keputusan oleh pemerintah, secara spontan atau terorganisasi, mantap
atau sporadis secara damai atau kekerasan, legal atau illegal dan efektif atau
tidak efektif. Bosa berupa (a) Agregasi kepentingan (interest aggregation fungtion), pada fungsi ini terdapat proses
penggabungan kepentingan, untuk kemudian dirumuskan dan disalurkan kepada pemegang kekuasaan atau pemerintah yang
memegang kekuasaan dan yang berwenang untuk dijadikan kebijakan public, (b)
fungsi artikulasi kepentingan (interest
articulation fungtion), pada fungsi ini terjadi proses sintesis aspirasi
individu-individu sebagai anggota kelompok berupa ide, pendapat yang kemudian
dijadikan pola dan program politik.
d. Sosialisasi
Politik, menurut David Easton dan Jack Dennis sebagai suatu proses perkembangan
seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah
laku. Kemudian Robinson oleh Alexis S Tan (Harun dan Sumarno, 2006:82)
merupakan proses perubahan perilaku yang berhubungan erat dengan proses belajar
pemahaman terhadap peristiwa politik.
e. Pendidikan
Politik, adalah sebagai usaha menanamkan, merubah atau mempertahankan sistem
nilai politik atau orientasi politik dengan mengaktifkan proses sikap,
perilaku, sistem berfikir, pandangan seseorang atau kelompok, baik kader,
simpatisan, dan masyarakat umum, yang dilakukan oleh politikus. Professional
dan aktivis (sebagai komunikator politik) atau oleh lembaga (organisasi)
seperti partai politik.
f. Rekrutmen
Politik, yaitu suatu usaha untuk mengajak kepada individu-individu masuk ke
dalam orientasi dan nilai politik, yang pada akhirnya secara kongkrit
menjadikan anggota politik baik simpatisan sampai kader politik dan pengurus
organisasi politik.
No comments:
Post a Comment